Kata Mutiara Selamat Hari Raya Idul Fitri - Pesantren Pesantren Pesantren (Ponpes) Khalifatullah Singo Ludiro di Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, memiliki tradisi unik pada bulan suci Ramadhan. Dikenal sebagai santri, para siswa ditemukan bahagia bermain bola api pada Selasa malam, lewat dan menendang bola api yang menyala ke arah gawang lawan seperti di sepak bola biasa.
Meski tidak memakai sepatu apapun, para pemain sepertinya tidak sadar akan panas atau rasa sakit saat pertandingan mereka.
"Game ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri, keberanian dan kolaborasi. Di tengah isu intoleransi saat ini, kita harus tetap kuat dan bersatu," kata kepala Ponpes Singo Ludiro, Agung Syuhada.
Dia menambahkan bahwa sepak bola api adalah salah satu cara untuk memuji Tuhan; Ini membuktikan bahwa mukjizat Tuhan ada dimana-mana dan benar-benar ada.
"Melalui permainan kami menunjukkan bukti bahwa Tuhan memiliki api dan juga memberi kami kekuatan. Semua orang bisa bermain sepak bola api, mereka hanya harus menyerah kepada Tuhan."
Baca juga: Mahasiswa AS belajar multikulturalisme di pesantren di Jawa Timur
Sebelum bermain game, para siswa membasahi kaki mereka dengan air yang telah didoakan bersama Asmaul Husna (99 nama Tuhan).
Agung mengatakan bahwa tradisi tersebut merupakan kesempatan untuk memperbaiki mental santri dan hanya dimainkan selama liburan mereka dan selama perayaan Islam seperti Ramadhan.
"Di Ponpes ini, sepak bola api menjadi tradisi bertahun-tahun yang lalu. Kami hanya berusaha melestarikan warisan nenek moyang kita," kata Agung.
Seorang santri, Abdul Hamid, 17 tahun, mengatakan bahwa permainan itu benar-benar menyenangkan dan dia telah bermain sejak tiga tahun lalu.
"Semua siswa bisa memainkannya, yang Anda butuhkan adalah keberanian dan keyakinan bahwa Allah akan melindungi kita," katanya, menambahkan bahwa bola itu terbuat dari kelapa tua dan kering yang direndam minyak tanah. Setelah minyak tanah meresap, buah kelapa diselimuti kain sebelum dinyalakan.
No comments:
Post a Comment